Selasa, 14 September 2010

Keuangan Pasca Lebaran



Hari Raya Idul Fitri mau tidak mau suka atau tidak suka telah menambah beban keuangan sebagian besar keluarga muslim di Indonesia. Namun demikian kita semua ikhlas dengan belanja rutin tahunan ini yang merupakan belanja ekstra. Hal ini juga telah dipahami oleh semua kalangan baik pemerintah maupun pengusaha yang memberikan kebijakan Tunjangan Hari Raya. Bagaimana dengan pemanfaatan THR kita..?? Cukup,defisit atau surplus. Ada baiknya memang kebutuhan hari raya harus dicukup-cukupkan dengan THR yang diberikan perusahaan. Tetapi ada kalanya THR tersebut tidak cukup karena berbagai sebab yang disengaja atau tidak. Yang disengaja antara lain belanja dan konsumsi berlebihan, ini yang harus segera kita instropspeksi. Yang tidak disengaja misalnya sakit saat mudik, mobil rusak atau kecelakaan baik berat maupun ringan. Semuanya harus dipahami sebagai ujian, tergantung bagaimana kita menata hati kita. Jika terlanjur defisit pasca lebaran, maka segera membuat planning keuangan yang baik agar akhir tahun 2010 yang tinggal 3 bulan lagi dapat mencatatkan keuangan yang baik. Makna difisit antara lain jika kita berhutang demi pengeluaran lebaran dan atau dengan terpaksa mengurangi/mengambil tabungan dan investasi demi pengeluaran lebaran. Segera masuk kerja yang rajin dan tertib, gajian tanggal 25 lho, songsong tanggal tersebut dengan suka cita. Bagi para pebisnis ayo segera bangkit menyongsong peluang baru. Ada baiknya kondisi keuangan yang defisit pasca lebaran ini dijadikan starting point untuk disiplin dengan target break event point atau lunas hutang-hutang penyebab defisit pada akhir tahun 2010. Perlu puasa lagi untuk menekan konsumsi dan berhari raya lagi pada tahun baru 2011 nanti jika target keuangan berhasil dengan baik. Mari kita coba bersama.