Selasa, 30 Agustus 2011

Mengasah Kecerdasan Finansial Anak


Jika memperhatikan sekeliling kita akan tampak tipe orang tua,remaja dan anak-anak yang dengan ringannya shopping barang-barang atau jasa yang sebetulnya bukan termasuk barang-barang kebutuhan primer. Tipe yang lain orang tua,remaja dan anak-anak yang senantiasa berhemat, menabung, berinfaq,sedekah dan berhati-hati dalam membeli barang dan jasa disesuaikan dengan kebutuhan.

Kedua tipe diatas merupakan produk dari pendidikan,umumnya pendidikan yang bersifat tidak langsung di dalam lingkungan paling dekat yaitu keluarga dimana orang tua sebagai pendidik bagi anak/ buah hatinya. Pendidikan tidak langsung adalah pendidikan yang secara tidak sengaja diperoleh anak dengan mengamati dan akhirnya meniru para orang tua dalam memperlakukan uang utamanya dalam perilaku berbelanja. Dengan demikian orang tua hendaknya berhati-hati dalam perilaku berbelanja, berinfaq dan menabung untuk memberikan keteladanan pada anak-anak. Atau bisa juga secara sengaja dan aktif mengasah kecerdasan finansial anak dengan pendidikan,pelatihan serta pemahaman tentang kegiatan belanja, berinfaq dan menabung.
Setidaknya dalam mengenalkan anak pada uang untuk mengasah kesadaran dan kecerdasannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Memberikan pengertian antara kebutuhan dan keinginan, Dalam tahap ini anak sesekali perlu diajak berbelanja di pasar atau supermarket dalam memenuhi kebutuhan untuk seluruh anggota keluarga maupun kebutuhan anak. Dengan demikian akan terbentuk pemahaman tentang memilih barang/jasa yang merupakan kebutuhan utama. Perlu juga diajarkan membandingkan harga antar barang/jasa dan menbandingkan kualitas barang/jasa. 

Melatih menabung, Menabung sesuai dengan asal katanya berarti menyimpan uang di dalam tabung atau celengan. Uang yang ditabung bisa merupakan satu kesatuan dengan uang jajan harian/bulanan atau orang tua dapat memberikan anggaran khusus pada anak sejumlah uang untuk dimasukkan celengan. Setelah menginjak usia tertentu perlu dikenalkan cara menabung atau menyimpan uang  di bank.

Melatih kemandirian, Kemandirian yang perlu dilatih pada anak agar terampil mengatur uang antara lain dengan memberikan anggaran didepan dalam jangka waktu tertentu untuk berbelanja dan menabung. Kemandirian lain yang bisa dilatihkan pada anak adalah untuk berbelanja minimal kebutuhannya sendiri di toko, pasar atau supermarket. Melatih anak untuk berangkat dan membuka sendiri rekening tabungan di bank juga perlu untuk membiasakannya menabung setelah menyisihkan uang belanja.

Mengajarkan keterampilan, Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan untuk memberikan nilai tambah diluar kemampuan akademisnya seperti menjahit, mengetik, melukis, olahraga, bermusik, mengarang, memasak dll. Keterampilan tersebut minimal akan menjadi life skill untuk mengurangi ketergantungan anak pada orang lain yang berarti dapat mengurangi pengeluaran uang untuk membayar orang guna menyelesaikan kesulitannya. Apabila dioptimalkan bahkan dimaksimalkan keterampilan tersebut dapat memberikan penghasilan yang bersifat penghasilan tambahan atau penghasilan utama yang menjadi profesi di kemudian hari.  
Kesadaran berbagi, Berbagi dalam hal ini kerelaan untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk kegiatan agama, sosial kemasyarakatan dan fakir miskin. Menyisihkan uang bisa dengan mengurangi uang jajan pada hari-hari tertentu, mengambil sebagian tabungan atau sebagai bentuk latihan orang tua bisa memberikan anggaran khusus pada anak untuk dibelanjakan pada kegiatan agama atau sosial kemasyarakatan.

Dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kesadaran serta kecerdasan keuangan pada anak secara sengaja dan terprogram para orang tua akan terbentuk perilaku konsumsi, belanja, investasi yang positif. Maka akan lahir generasi masa depan yang sadar dan cerdas dalam mencari penghasilan, membelanjakan penghasilan dan menabung.