Senin, 05 Desember 2011

Neraca Keuangan Keluarga

Neraca keuangan pribadi dan keluarga sebagaimana sebuah organisasi terdiri dari 3 akun utama meliputi Harta, Kewajiban dan Ekuitas/kekayaan bersih berdasarkan nilainya pada akhir tahun (per.31Desember)

Harta sebagai asset pribadi dan keluarga umumnya terdiri dari :
-          Kas, merupakan nilai uang tunai yang ada di dalam dompet atau di dalam laci rumah pada akhir tahun.
-          Bank,sebagai nilai saldo pada akhir tahun yang ada pada tabungan dan deposito di bank. Untuk mengetahui secara pasti nilai saldo dana tabungan maupun deposito sebaiknya rajin melakukan print buku tabungan dan konfirmasi saldo deposito termasuk nilai bagi hasilnya setiap akhir bulan/ akhir tahun.
-          Piutang, nilai piutang merupakan jumlah harta pribadi/keluarga baik tunai maupun non-tunai yang dipinjam oleh orang lain.
-          Tanah dan bangunan, menilai tanah dan bangunan bisa menggunakan slip tagihan pajak bumi dan bangunan terakhir dimana tertera NJOP (nilai jual objek pajak) atas tanah dan bangunan tersebut. Meskipun tanah dan bangunan diperoleh secara kredit dari bank atau dari pihak lain tidak ada salahnya diakui sebagai harta yang dimiliki.
-          Kendaraan, sebagaimana tanah dan bangunan adakalanya kendaraan baik sepeda motor maupun mobil diperoleh secara kredit. Nilai kendaraan dapat ditentukan dari harga perolehan awal atau nilai pasar wajar atas kendaraan tersebut.
-          Investasi, beranekaragam investasi yang dimiliki pribadi dan keluarga diantaranya asuransi, emas, reksadana, saham, obligasi dan lain-lain.  Asuransi jiwa,kesehatan atau umum dapat dinilai dari nilai klaim yang bisa didapatkan berdasarkan penilaian pada akhir tahun. Sedangkan investasi emas, reksadana, saham, obligasi dinilai berdasarkan nilai pasar pada akhir tahun yang dapat diperoleh informasinya dari pengumuman resmi Anekatambang dan otoritas pasar modal atau manajer investasi penerbit reksadana, saham, obligasi.

Kewajiban pribadi dan keluarga umumnya terdiri dari :
-          Angsuran pinjaman tunai, merupakan nilai kewajiban atas pinjaman yang diperoleh dari kantor, teman, saudara, koperasi, bank dan lain-lain biasanya tunai berdasarkan nilai saldo yang belum terbayar hingga akhir tahun.
-          Angsuran pemilikan tanah dan bangunan, terkait dengan pencatatan harta diatas berupa tanah dan bangunan, maka nilai kewajiban angsuran adalah jumlah nilai angsuran yang belum terbayarkan dalam penilaian akhir tahun.
-          Angsuran kendaraan,seperti pada tanah dan bangunan, maka nilai kewajiban angsuran kendaraan adalah jumlah nilai angsuran kendaraan yang belum terbayarkan dalam penilaian akhir tahun.
-          Kewajiban lainnya, kewajiban ini biasanya bernilai kecil namun dari banyak transaksi sehingga kadang-kadang tidak terasa menjadi beban di kemudian hari apabila tidak dipersiapkan kewajiban bayarnya. Misalnya tagihan kartu kredit, apalagi jika memiliki lebih dari satu kartu, tagihan listrik, air, telepon, handphone dan internet yang akan jatuh tempo pembayarannya pada bulan depan perlu dipastikan saldo tagihannya pada akhir tahun.

Ekuitas/kekayaan bersih : sebagai penilai atau pembanding atas jumlah keseluruhan nilai harta dengan jumlah keseluruhan nilai kewajiban. Nilai ekuitas positif (surplus) jika jumlah harta lebih besar daripada jumlah kewajiban. Ekuitas bernilai 0 (nol/ impas) jika jumlah harta sama dengan jumlah kewajiban. Dan ekuitas negatif (minus/defisit) jika jumlah kewajiban lebih besar daripada jumlah harta.

Jumat, 21 Oktober 2011

Proses Perencanaan Keuangan

Perencana Keuangan akan membantu mengalokasikan dana seseorang, keluarga atau organisasi secara lebih sistematik dan spesifik melalui 6 langkah proses Perencanaan Keuangan yaitu ; Melihat situasi keuangan sekarang berdasarkan data-data yang ada, Menetapkan tujuan investasi, Melihat permasalahan yang dapat menghalangi dalam pencapaian tujuan-tujuan investasi tersebut,Mempersiapkan Perencanaan Keuangan secara tertulis, Menerapkan rekomendasi dalam Perencanaan Keuangan, Tinjauan secara teratur terhadap Perencanaan Keuangan yang telah disusun.
Dalam masyarakat yang tumbuh dan berkembang semakin kompleks, seseorang baik sebagai pribadi maupun keluarga dihadapkan dengan tekanan-tekanan, baik dalam karir, pekerjaan maupun lingkungan. Sementara situasi perekonomian yang cepat berubah disebabkan perubahan regulasi,pola produksi, pola distribusi, pola konsumsi dan pemberitaan media. Kebutuhan untuk membuat suatu keputusan keuangan pada saat yang tepat adalah sangat kritikal untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Suatu perencanaan keuangan dapat membantu suatu proses untuk perorangan, keluarga maupun organisasi dalam mengelola keuangan dengan melakukan identifikasi tujuan keuangan, data diri, data keluarga, data organisasi, analisa permasalahan, rekomendasi dan yang terpenting adalah membantu menerapkan perencanaan serta memantau hasil dari perencanaan tersebut. Perencana Keuangan akan membantu mengelola keuangan dalam hal menabung, membelanjakan, menginvestasikan, memilih produk-produk investasi dan produk asuransi, dan juga membantu mencapai tujuan keuangan.
Perencana keuangan adalah seseorang yang tugasnya membuat rencana keuangan baik dalam bentuk lisan maupun tertulis, dimana apabila rencana tersebut dijalankan,maka yang menjalankannya bisa mencapai tujuan keuangan yang ditetapkan.
Seorang perencana keuangan yang baik juga harus bisa menyampaikan saran-saran keuangannya dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh kliennya yang belum mengetahui secara detail tentang keuangan.
Sebagian dari kita yang hidup dan bekerja mencari nafkah pasti memiliki sejumlah tujuan keuangan dalam hidup kita. Yang dimaksud tujuan keuangan adalah segala tujuan yang ingin dicapai pada waktu yang akan datang, yang membutuhkan sebuah persiapan keuangan.
Banyak pihak telah telah merasakan manfaat dengan memiliki atau membuat rencana keuangan. Kekhawatiran serta pertanyaan yang meliputi masalah keuangan mereka di masa yang akan datang sebagaian besar telah terbantu dan terjawab dengan menggunakan Perencanaan keuangan.
Berhubungan dengan Perencana Keuangan akan memberikan ketenangan karena dapat mengetahui keadaan keuangan dengan bantuan professional untuk mencapai tujuan keuangan anda.
Perencanaan Keuangan dibuat secara personal sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Perencanaan Keuangan fokus pada efek psikologi dan finansial yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan finansial. Sebuah Perencanaan Keuangan yang komprehensif memberikan strategi jangka panjang serta perhitungan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan investasi.

Kamis, 20 Oktober 2011

Pilar - Pilar Perencanaan Keuangan

Sebuah Perencanaan Keuangan yang komprehensif idealnya memiliki 13 pilar atau area dari situasi keuangan. Pada prakteknya belum tentu seluruhnya diperlukan dalam perencanaan keuangan. Meskipun seluruh area masuk ke dalam sebuah Perencanaan Keuangan, bukan berarti perencanaan tersebut menjadi panjang, akan tetapi area-area tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pribadi/ keluarga/organisasi.

Susunan dari 13 area situasi keuangan tersebut adalah :
  1. Data pribadi atau informasi pribadi untuk pria atau wanita lajang. Bagi pria atau wanita berkeluarga perlu menambahkan data orang-orang dekatnya yang akan masuk dalam perencanaan keuangan ( istri, suami, anak, orangtua, saudara dll )
  2. Tujuan dan arah investasi, termasuk skala prioritas dari tujuan investasi tersebut serta kapan keinginan dari tujuan tersebut akan terlaksana.
  3. Mengidentifikasi permasalahan, termasuk didalamnya adalah biaya pendidikan anak, pembayaran pajak, penyakit parah atau penyakit menurun, faktor-faktor lainnya yang mungkin dapat menjadi permasalahan besar dimasa yang akan datang.
  4. Asumsi yang akan dipakai dalam mempersiapkan perencanaan keuangan seperti angka inflasi secara rata-rata, suku bunga dan hasil investasi yang diinginkan secara rata-rata, resiko yang dapat ditanggung, serta asumsi-asumsi lainnya yang dirasa perlu.
  5. Neraca keuangan serta total aset yang dimiliki. Sebuah analisa yang akan meliputi daftar kekayaan, aset dan kewajiban termasuk perhitungan dari total kekayaan bersih. Dengan daftar ini akan memudahkan Perencanaan Keuangan untuk mengetahui situasi keuangan saat ini sehingga dapat membantu dalam memberikan saran dan rekomendasi.
  6. Pengelolaan cashflow. Analisa dari laporan keuangan anda termasuk slip gaji dan penghasilan lainnya, serta seluruh biaya dan pengeluaran anda sehingga dapat terlihat lebih atau kurangnya penghasilan setiap bulan.
  7. Pajak penghasilan. Analisa dari laporan pajak termasuk pelaporan pajak tahunan serta perhitungan tabungan sebelum pajak. Pajak merupakan area yang sangat sensitif, sehingga peran dari Perencana Keuangan disini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh atau efek dari sebuah investasi terhadap aset dan pajak.
  8. Manajemen resiko. Termasuk didalamnya profil resiko seseorang /keluarga /organisasi terhadap pengaruh pasar ke aset dan investasi. Resiko lain yang harus dianalisa meliputi resiko kematian, penyakit akut, penyakit menurun, cacat tubuh yang memungkinkan berkurangnya penghasilan bahkan hilangnya penghasilan.
  9. Investasi. Daftar dari portofolio investasi yang telah dimiliki sekarang. Analisa dari portofolio meliputi alokasi portofolio, likuiditas aset, diversifikasi portofolio dan resiko investasi. Perencana Keuangan juga akan menganalisa apakah investasi yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan investasi.
  10. Kebutuhan khusus lainnya seperti perencanaan masa pensiun serta biaya pendidikan anak. Analisa keuangan yang dibutuhkan dimasa depan sesuai dengan kebutuhan tersebut. Analisa tersebut meliputi berapa biaya kebutuhan tersebut sekarang, berapa proyeksi dimasa yang akan datang, kapan biaya tersebut dibutuhkan, sudahkah dana tersebut tersedia sekarang, apabila belum berapa besar cicilan investasi yang harus dimulai sekarang?
  11. Perencanaa warisan. Meskipun belum tentu semua orang membutuhkan perancanaan warisan akan tetapi sangat penting untuk melihat situasi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta strategi untuk mengatasi situasi tersebut.
  12. Rekomendasi tertulis secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan dana investasi. Pemecahan akan seluruh permasalahan yang tertulis diidentifikasi serta rencana dalam penerapan rekomendasi tersebut.
  13. Jadwal penerapan rekomendasi diatas sesuai dengan skala prioritas yang telah disetujui.

Apabila ada area dari yang disebutkan diatas berada di luar wewenang Perencana Keuangan, maka Perencana Keuangan bertanggungjawab untuk merekomendasikan profesional lainnya serta berkoordinasi dengan mereka untuk mencakup area tersebut. Seluruh dokumentasi dengan profesional tersebut harus diikutsertakan dalam Perencanaan Keuangan termasuk nama professional tersebut serta jadwal tinjauan atas jasa yang akan diberikan.

Seluruh analisa dari sebuah Perencanaan Keuangan harus meliputi tinjauan dari fakta atau keadaan sesungguhnya sekarang, pertimbangan untung/rugi dari keadaan tersebut, rencana penerapan, jadwal waktu serta kesimpulan dan rekomendasi dari perencanaan tersebut.

Senin, 10 Oktober 2011

Dana Pensiun untuk Pegawai Swasta/ Wiraswasta

Pekerjaan paling favorit di Indonesia hingga saat ini adalah menjadi abdi negara sebagai pegawai negeri sipil, TNI, POLRI atau pegawai BUMN. Sebagian besar masyarakat yang berminat menjadi abdi negara dilandasi oleh pemahaman tentang terjaminnya penghasilan hingga hari tua dengan diberikannya uang pension. Berdasarkan hasil pencarian dari search engine internet “pension is an arrangement to provide people with an income when they are no longer earning a regular income from employment” dengan terjemahan bebas sebuah perencanaan/pengaturan untuk menyediakan sebuah pendapatan kepada orang saat tidak lagi menghasilkan sebuah pendapatan rutin dari sebuah pekerjaan.  
Pada hakikatnya dana pension para abdi negara dibentuk dari “pemaksaan” oleh system negara dengan memotong sebagian penghasilan yang diberikan saat ini untuk ditahan kemudian diberikan saat purna tugas. Kebaikan system kepegawaian yang diberlakukan oleh negara yaitu pemaksaan untuk memotong/ menyisihkan kemudian menyimpan sebagian penghasilan untuk diberikan saat purna tugas dapat dilakukan oleh perusahaan swasta atau oleh karyawan dan wiraswastawan secara mandiri. Negara memberlakukan system potongan secara disiplin, yaitu setiap memberikan gaji pada saat yang sama langsung memotong dan menyimpan untuk hari tua.
Perusahaan swasta, pegawai swasta atau wiraswasta yang ingin mengalokasikan dana pension hanya perlu memegang prinsip DISIPLIN.
Dalam membentuk dana pension mandiri hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan hidup ideal pada masa pension, alokasi secara tepat terhadap penghasilan saat ini, dan pilihan produk investasi untuk menyimpan dana pension tersebut.
Kebutuhan hidup ideal sekarang dibandingkan masa pension. Kebutuhan ideal saat ini yang dimaksud adalah kebutuhan hidup masa pension yang bisa jadi hanya 30% dibandingkan biaya hidup saat ini. Mengingat pengeluaran masa pension tidak sebanyak pengeluaran saat masih aktif bekerja. Tidak ada lagi biaya transport, biaya perlengkapan kerja dan yang berkurang secara significant adalah biaya pendidikan/ sekolah anak. Sebagai ilustrasi jika kebutuhan keluarga saat ini Rp 3.000.000,-(tiga juta rupiah) per.bulan maka pada saat pension bisa jadi tinggal Rp 1.000.000,-(satu juta rupiah) saja per.bulan. Tetapi yang perlu dipertimbangkan adalah laju inflasi yang bisa membuat nilai Rp 1.000.000,- bisa menjadi 10x dalam 20tahun kedepan. Maka saat tiba masa pensiun 20tahun kedepan dana pension yang harus disiapkan sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) perbulan atau Rp120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah) pertahun. Dengan harapan hidup setelah pension 10tahun maka kebutuhan dana pension menjadi 10xRp 120.000.000,- = Rp 1.200.000.000,-(satu milyar dua ratus juta rupiah).    
Pilihan produk investasi untuk menyimpan dana pension. Dengan besarnya nilai pension kedepan maka diperlukan manajemen investasi yang tepat untuk penempatan dana. Banyak produk pension yang diselenggarakan oleh lembaga keuangan bank dan non-bank seperti lembaga asuransi, jamsostek dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan dalam memilih lembaga dan produknya adalah kemampuan angsuran peserta yang wajar dan kemampuan dana yang disimpan untuk mengimbangi bahkan melampai laju inflasi yang secara sunatullah pasti terjadi dalam skala makro ekonomi. Dengan memperhatikan kebutuhan dana pension sebesar Rp1.200.000.000,- untuk masa investasi 20tahun selama masa kerja dengan tingkat bagihasil investasi 25% pertahun diatas inflasi, maka iuran per.bulan kurang lebih sebesar Rp 178.595,- (seratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus sembilan puluh lima rupiah).  
Alokasi sebagian penghasilan saat ini untuk persiapan pension. Bagaimanapun pentingnya persiapan dana pension, kehidupan yang harus dijalani pada saat ini tetap harus diprioritaskan. Dengan menyisihkan dana pension sebesar Rp 178.595,- (seratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus sembilan puluh lima rupiah) tiap bulan saja tentunya sangat ringan dan pasti tidak mengganggu kebutuhan rutin keluarga. Sekali lagi yang perlu diperhatikan adalah DISIPLIN dan mulai tahun ini juga, karena factor inflasi dan bagi hasil sangat signifikan pengaruhnya terhadap waktu.
Perencanaan pension tersebut diatas bukan segalanya dalam kehidupan tetapi tidak ada salahnya melakukan rencana untuk memotivasi kerja, bersyukur atas rizki yang ada saat ini dan menikmati hasil kerja tanpa mengabaikan masa depan.

Rabu, 05 Oktober 2011

Bahaya banyak uang di kantong

Membawa banyak uang tunai di kantong atau dompet sungguh nyaman dan terasa aman. Dengannya kita dapat mudah berbelanja sewaktu-waktu atau terasa aman jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan secara tiba-tiba. Tetapi perlu disadari bahwa sesungguhnya membawa uang tunai dalam jumlah besar sangat berbahaya karena dapat mengundang praktik pencopetan dari luar maupun dari dalam. Pencopetan dari luar sudah jelas bahayanya jika tiba-tiba kantong yang terlihat tebal mengundang lirikan para pelaku criminal di keramain mall, pasar, halte bus dan lain-lain. Akan terasa sangat menyesal jika yang hilang bersama dompet dan uang didalamnya terdapat surat-surat penting seperti SIM, KTP, kartu ATM, kartu kredit dan lain-lain. Bisa jadi kehilangan surat penting lebih berat dari pada kehilangan uangnya karena akan menyita banyak waktu untuk pengurusannya kembali, belum lagi keperluan-keperluan yang memerlukan perlengkapan tersebut menjadi tertunda bahkan batal karena ketidak beradaannya surat-surat penting yang hilang.
Pencopetan dari dalam tidak kalah bahaya juga karena sifatnya yang halus dan kadang-kadang kurang disadari kehadirannya. Dengan membawa uang tunai dalam jumlah banyak kadang-kadang membuat kita gampang melakukan pembelanjaan atau pembelian yang sebenarnya tidak perlu. Meskipun belanjanya termasuk perlu tetapi bisa terlena dengan tidak melakukan tawar menawar harga pada saat melakukan pembelian karena merasa uang dikantong cukup untuk membayar harga yang disodorkan penjual. Modus yang lain kecenderungan untuk memilih barang yang berharga mahal tanpa membandingkan harga barang yang lebih murah walaupun fungsi dan kualitasnya tidak beda jauh. Pencopetan uang tunai dari dalam biasanya baru disadari setelah uang hamper habis sementara kebutuhan lain yang lebih penting belum terbeli. Penyesalan selalu hadir di belakang dan perlu disyukuri bahwa dengan adanya penyesalan mengandung arti kesadaran akan kesalahan yang telah dilakukan.
Demi menghindari bahaya membawa uang tunai dalam jumlah yang besar perlu memperhatikan hal-hal penting antara lain :
  • Perlunya budget harian atau mingguan sebagai pengeluaran rutin. Dengan demikian uang di kantong atau dompet sesuaikan dengan budget harian atau mingguan rutin. Cukupkan dengan anggaran yang ada atas seluruh pola konsumsi, transportasi harian/mingguan.
  • Perlunya budget pengeluaran incidental. Aktivitas incidental seperti belanja, servis mobil dan lain-lain perlu dipisahkan dari anggaran rutin harian/mingguan. Anggaran rutin akan aman dan anggaran incidental akan terukur.
  • Simpan kartu ATM di rumah. ATM yang harus disimpan dirumah hanya yang memiliki isi nominal besar. Walaupun isi dompet kecil tapi kalo dalam dompet ada ATM berisi nominal besar bisa-bisa tergoda juga untuk menggesek tanpa rencana.

Selasa, 04 Oktober 2011

Menabung & INVESTASI

Menabung dan berinvestasi memiliki  persamaan dan perbedaan sekaligus walaupun sebagian besar menganggap sama. Persamaan yang ada pada menabung dan investasi yaitu pengalokasian penghasilan atau harta yang dimiliki saat ini untuk tujuan hari yang akan datang. Sedangkan perbedaannya meliputi sarana, jangka waktu yang dialokasikan, keuntungan dan resiko.
Sarana. Sarana menabung dalam masyarakat tradisional seperti petani misalnya menabung hasil panen bulan ini untuk bulan bulan berikutnya dalam lumbung padi. Sarana tradisional lainnya seperti menyimpan uang dalam tabung bambu dan celengan terbuat dari tembikar atau kaleng.
Dalam masyarakat yang lebih modern menabung harta dan uang pada bank dalam bentuk deposito atau menyimpan emas. Adapun investasi memiliki sarana yang lebih banyak walaupun kadang-kadang tidak disadari oleh orang yang telah melakukan.
Sarana investasi antara lain asset tetap berupa emas, tanah, bangunan, lukisan berharga, barang antic dan lain-lain. Sedangkan asset yang tidak berwujud antara lain berupa surat-surat berharga seperti obligasi, reksadana dan saham.
Jangka waktu. Sarana menabung tersebut umumnya berorientasi dalam jangka pendek yaitu dalam 1 atau 2 tahun saja sedangkan sarana investasi berorientasi jangka menengah antara 3 - 5 tahun dan jangka panjang diatas 5 tahun.
Keuntungan dan Resiko. Keuntungan menabung dan investasi sangat banyak dibandingkan perilaku inefisiensi yang  boros tanpa antisipasi masa depan dengan baik. Bagaimanapun peribahasa hemat pangkal kaya dan larangan besar pasak daripada tiang masih relevan hingga kini. Keuntungan menabung dalam instrument tersebut diatas yaitu sifatnya yang likuid, mudah dicairkan juga tidak terkena biaya administrasi sebagaimana menyimpan uang di bank.
Kerugian menabung secara tradisional dana tidak tumbuh oleh pendapatan bunga atau bagihasil. Adapun resiko menabung secara tradisional adalah kehilangan uang secara mudah karena minim pengamanan yang memadai. Menabung dalam bambu atau celengan juga memiliki kelemahan tidak mampu menyimpan dana dalam jumlah besar. Sedangkan menabung pada bank dalam bentuk deposito sedikit lebih aman dibandingkan cara tradisional karena dilindungi oleh system perbankan yang modern.
Keuntungan lainnya dana yang ditabung di bank mendapatkan bunga/ bagi hasil. Tetapi resiko menabung di bank tetap ada yaitu macetnya dana apabila terjadi krisis keuangan dan perbankan. Perlindungan pemerintah hanya pada nilai Rp 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah). Kerugian lain yang sering tidak disadari adalah nilai dana yang meskipun telah ditambah bunga dan bagi hasil tidak mampu mengimbangi inflasi.
Keuntungan investasi pada emas, tanah, bangunan, obligasi, reksadana dan saham dibandingkan pada deposito adalah kemampuan investasi bertahan dan bertumbuh diatas nilai inflasi. Kerugian investasi diantaranya memerlukan waktu yang panjang untuk dapat mendapatkan nilai pertumbuhan asset yang tinggi. Pendapatan yang tinggi dalam investasi disebabkan partisipasi yang dekat/ langsung dalam permodalan perusahaan. Tidak seperti bank yang menempatkan nasabah sebagai pemodal pasif dalam dunia usaha. Dengan partisipasi yang dekat/ langsung dalam permodalan perusahaan tentunya resiko investasi menjadi tinggi dibandingkan resiko menabung di bank. Manajemen resiko yang baik diperlukan untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal dengan resiko minimal.
Dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya, menabung dan investasi perlu dikelola dengan komposisi yang proporsional untuk manajemen dana keluarga.

Kamis, 22 September 2011

Persiapan Dini Pensiun


Persiapan Dini Pensiun lebih penting daripada Persiapan Pensiun Dini. Persiapan pensiun dini memiliki pengertian mengakhiri masa pengabdian pada tempat kerja atau profesi sebelum tiba waktunya. Dimana rata-rata usia pension 55 sd 60 tahun, maka pension dini dapat diartikan mengakhiri masa kerja sebelum usia tersebut. Persiapan pension dini akan mengarahkankan pada pemenuhan pendapatan dan tabungan sebanyak mungkin utuk bekal saat tidak lagi bekerja. Maka persiapan pension dini menuntut seseorang untuk memforsir sebagian besar waktu dan kemampuannya untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya sebagai bekal pension dini. Jika dalam memforsir pendapatan dilakukan dengan cara yang wajar tidak ada masalah, tetapi akan sangat berbahaya apabila memforsir pendapatan dengan cara yang tidak wajar bisa-bisa menikmati masa pension bersama pihak berwajib dengan bermacam kasus.
Pada lain hal persiapan pension dini memiliki arti keinginan berhenti dari tempat bekerja sebagai karyawan untuk selanjutnya berwirausaha. Pension model ini tidak sepenuhnya berhenti bekerja, tetapi hanya pindah kuadran dari karyawan menuju pemilik usaha.
Persiapan dini pension lebih menekankan pada menyiapkan segala kondisi khususnya kondisi keuangan untuk memenuhi kebutuhan setelah tidak lagi berpenghasilan. Berpenghasilan memiliki arti luas untuk karyawan yang tidak lagi bekerja dan pengusaha yang menyerahkan perusahaan kepada penerusnya. Meskipun tidak ada istilah pension bagian sebagian besar pegusaha, tetapi alangkah indahnya jika pada masa tuanya tidak lagi secara aktif mengurus perusahaan, tinggal melakukan pengawasan dan bimbingan kepada penerusnya.
Pentingnya persiapan dini pension perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
  1. Inflasi sebagai hukum alam dalam perekonomian menyebabkan harga dan biaya hidup menjadi semakin mahal. Biaya hidup saat ini akan menjadi berlipat-lipat nilainya pada masa yang akan dating.
  2. Rentang waktu yang cukup panjang jika mempersiapkan pension sejak dini, sehingga tersedia waktu yang cukup untuk mengejar laju inflasi biaya hidup yang akan dating.
  3. Nilai dana untuk persiapan pension yang disisihkan dari penghasilan setiap bulan bisa kecil apabila dilakukan sejak dini. Hal ini disebabkan nilai yang kecil tersebut akan menjadi cukup untuk biaya pension karena terdorong pertumbuhan nilai investasi oleh inflasi dan teori time value of money.
Selain persiapan keuangan sejak dini, untuk pension persiapan yang tidak kalah penting diantaranya :
  1. Persiapan mental spiritual, dengan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai pemilik kehidupan yang hakiki guna menghindari post power syndrome saat pension. Juga tempat berserah diri atas rizki yang diberikan oleh Nya saat tidak lagi bekerja.
  2. Persiapan kesehatan, perlu menjaga pola makan dan olahraga secara teratur agar tetap fit pada usia lanjut. Sayang apabila dana pension yang telah direncanakan jauh hari akan berpindah secara cepat ke rekening para medis.

Selasa, 13 September 2011

Menyikapi Gaji Pas-Pasan

Gaji pas-pasan merupakan pernyataan klise bagi sebagian besar karyawan baik PNS maupun swasta. Pas-pasan sebagai sebuah perasaan dan fakta yang terjadi sebagai sebuah relativitas yang harus dapat disiasati dengan tenang. Pas-pasan disebut relative karena sangat tergantung dari berbagai macam situasi, kondisi, sudut pandang, emosi dan jangka waktu tententu.
Berdasarkan fakta yang ada, tidak dipungkiri memang ada sebagian lapisan masyarakat yang sangat wajar apabila disebut berpenghasilan pas-pasan. Diantara mereka ada yang hasil kerja hari ini untuk hari ini saja, sangat sulit untuk dapat menyisihkan hanya sekedar untuk besok. Kondisi ini dapat dimaklumi karena keterbatasan ilmu, pendidikan yang rendah, akses informasi bahkan mental menerima apa adanya tanpa keinginan belajar dan melatih skill pekerjaan.
Bagi karyawan dengan pekerjaan dan penghasilan tertentu yang merasa pas-pasan baiknya meneliti kembali dengan tenang, pikiran jernih, instrospeksi secara mendalam penyebab pas-pasan tersebut. Karena bisa jadi penyebab gaji terasa pas-pasan adalah pengeluaran yang terlalu besar, membandingkan dengan gaji orang lain yang lebih tinggi, pengetahuan/ketrampilan yang kurang sehingga imbalan menjadi kecil.
Tips berikut ini bisa mengatasi sebagian dari masalah gaji pas-pasan:
  1. Mengatur pengeluaran. Untuk mengukur sejauh mana pengaruh penghasilan dengan pengeluaran, dapat diidentifikasi besaran pos-pos biaya hidup terhadap penghasilan. Pos-pos pengeluaran yang tidak perlu bisa dihapus atau dikurangi demi menyesuaikan dengan penghasilan. Sehingga pendapatan yang sebelumnya dirasakan pas-pasan bisa terasa cukup bahkan bisa sedikit surplus untuk ditabung. Factor pikologis sangat penting dalam mengatur pengeluaran utamanya dalam menghapus atau mengurangi pos-pos biaya hidup. Focus pada tujuan yang kuat dan komunikasi dengan pasangan penting dalam menyesuaikan penghasilan dengan pengeluaran agar tidak terasa pas-pasan.
  2. Tutup mata terhadap penghasilan orang lain yang lebih besar. Setiap orang  yang lahir di dunia telah digariskan rizki, jodoh dan batas usianya. Menutup mata terhadap rizki orang lain artinya jangan serta-merta terpendam perasaan “iri yang negative” yaitu iri dengan rizki orang lain tanpa memandang prestasi, masa kerja dan dedikasi pihak yang kita anggap memiliki penghasilan lebih besar. Berpikir positif terhadap orang yang penghasilannya lebih besar yaitu dengan belajar dari orang tersebut bagaimana bekerja, berdedikasi, keterampilan dan pengetahuannya. Dengan sedikit merendahkan hati, lambat laun kualitas kerja dan pengetahuan akan setara dengan pihak yang kita anggap berpenghasilan lebih besar.
  3. Menambah pengetahuan dan melatih keterampilan. Hasil dari instrospeksi pada nomor.2 diatas baiknya memotivasi kita untuk senantiasa menambah pengetahuan dan melatih keterampilan berhubungan dengan pekerjaan yang digeluti sekarang. Dengan sedikit merendahkan hati, mari berinstropeksi bila gaji yang diterima saat ini terasa sedikit/ pas-pasan bisa jadi pengetahuan dan skill masih dianggap kurang. Bekerja jadikan sebuah proses belajar yang dibayar. Saat sekolah dan kuliah kita membayar untuk diberi tugas dan dimarahi, maka harus berbesar hati untuk terus belajar saat bekerja diberi tugas,dimarahi,dikritik namun dibayar. Pengetahuan dan keterampilan di luar urusan kerja bisa juga dipelajari untuk mengembangkan pribadi yang multi talent dan multi skill. Dengan demikian kita siap dipindahkan ke bagian lain yang lebih menantang dengan imbalan yang lebih baik dari sebelumnya.      
  4. Bekerja atau berbisnis part-time. Apabila telah merasa memiliki pengetahuan dan keterampilan lebih dari proses menambah pengetahuan dan melatih keterampilan, adakalanya peningkatan kapasitas tersebut belum dihargai tempat kerja. Bekerja part-time untuk menguji keilmuan dan keterampilan baru perlu dipraktekkan sekalian untuk menambah penghasilan. Tidak perlu berhitung terlalu detil soal imbalan yang akan diperoleh dalam bekerja part-time, minimal tidak rugi secara ongkos transport, konsumsi dan akomodasi. Nikmati sebagai proses mengasah pengetahuan, keterampilan dan menjalin relasi lebih luas. Saat menawarkan jasa atas pengetahuan dan keterampilan tersebut sesungguhnya sudak termasuk kategori berbisnis. Perlu mencari peluang bisnis menjual barang untuk rekan kantor atau masyarakat diluar kantor apabila masih belum percaya diri menawarkan jasa pengetahuan/keterampilan. Yang perlu diperhatikan lebih penting lagi dalam bekerja atau berbisnis part-time ini adalah kelihaian dalam mengatur waktu dengan waktu kerja yang utama yang saat ini anda geluti.
  5. Keluar dari pekerjaan. Sebagai pilihan terakhir apabila semua usaha untuk mengatasi gaji yang pas-pasan telah dilakukan. Dalam proses bekerja atau berbisnis secara part time tidak menutup kemungkinan mendapat hasil yang lebih banyak dan lebih menjanjikan dari hasil dari pekerjaan sebagai karyawan yang dijalani saat ini. Keluar dari pekerjaan hendaknya diniatkan dengan niat yang tulus dan cara yang baik. Niat yang tulus diantaranya untuk lebih dekat dengan keluarga, menambah penghasilan demi kesejahteraan keluarga. Cara yang baik keluar pekerjaan akan memberikan proses alih tugas secara mulus. Jangan rugikan tempat kerja dengan resign secara mendadak dan memutuskan hubungan. Hargai tempat bekerja sebelumnya sebagai salah satu tempat pencatat perjalanan hidup dalam menuntut ilmu dan pengalaman. Siapa tahu dapat order dari hubungan yang masih terjalin baik dengan tempat kerja sebelumnya.

Rabu, 07 September 2011

Tenang dan Bijak Dalam Berhutang

Dalam kehidupan manusia berhutang ibarat menjadi bagian kehidupan itu sendiri. Berhutang dalam arti mengikatkan diri  dengan kewajiban  pada orang lain/ lembaga pada jangka waktu tertentu. Dari bermacam-macam hutang piutang  antar manusia atau lembaga yang paling sering terjadi antara lain hutang piutang harta baik dalam bentuk uang maupun barang. Hutang piutang antar personal/ pribadi baiknya dihindari apabila untuk tujuan usaha yang bersifat spekulatif. Untuk tujuan usaha/bisnis lebih baik berhubungan dengan lembaga keuangan yang resmi  untuk menghindarkan dari rusaknya hubungan pertemanan atau persaudaraan.
Ada sebuah kata-kata bijak yang menarik untuk disimak bahwa apabila berhutang kepada teman/saudara untuk usaha yang masih belum pasti tingkat keberhasilannya akan terjadi 2 kerugian yang besar. Kerugian pertama adalah kita bisa kehilangan teman karena hubungan menjadi tidak nyaman jika usaha macet dan hutang tidak kunjung terbayar. Kerugian kedua yang jauh lebih besar ada pada teman kita yaitu dia kehilangan teman dan uangnya sekaligus.
Sedangkan apabila pinjaman atau hutang didapatkan dari bank atau lembaga keuangan lainnya, potensi kehilangan teman bisa diminimalkan karena hubungan bukan dengan personal tetapi dengan lembaga. Lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan lain juga dapat memberikan solusi yang baik jika pinjaman/ hutang macet.
Untuk  mendapatkan solusi yang baik atas hutang diperlukan sebuah ketenangan dalam menghadapinya.  Ketenangan diperlukan saat mengambil hutang,membayar dan saat hutang itu macet.
Tenang saat mengajukan/mengambil hutang.  Ketenangan saat mengajukan/mengambil hutang sangat penting untuk kesuksesan mendapatkan persetujuan. Pengajuan hutang dalam bentuk kartu kredit, pemilikan rumah maupun pinjaman tanpa agunan ditentukan oleh 5C(character, collateral, capital, conditions, capacity). Character dapat dipelajari oleh pemberi pinjaman/hutang berdasarkan ketenangan saat bertatap muka atau wawancara via telephone. Sedangkan 4C lainnya diperiksa secara administrative yang perlu dikuatkan dengan character berdasarkan ketenangan saat wawancara. Dengan ketenangan yang baik calon penerima pinjaman dapat dengan terperinci ,jelas serta meyakinkan untuk dapat diberi hutang/pinjaman. 
Tenang saat membayar hutang. Ketenangan saat membayar hutang lebih ditekankan untuk mencermati secara lebih teliti waktu jatuh tempo dan besaran angsuran tiap periodenya. Adakalanya ketidaktenangan menyebabkan kesalahan waktu dan jumlah pembayaran.
Tenang menghadapi hutang yang belum terbayar. Ketenangan saat belum mampu membayar harus lebih disiapkan untuk menghindari hal-hal yang lebih buruk. Dengan menghadapi situasi macet bayar secara tenang akan dapat dilakukana langkah-langkah antara lain :
1.       Mendekatkan diri kepada  Allah SWT Tuhan YME sebagai satu-satunya tempat memohon perlindungan.
2.       Jaga komunikasi secara  teratur dengan pemberi pinjaman untuk menunjukkan itikad baik.
3.       Tetap bekerja,tidak perlu putus asa dan gunakan penghasilan dengan prioritas untuk mengangsur hutang setelah terpenuhi kebutuhan pokok.
4.       Hindari gaya hidup yang berlebihan agar terhindar dari amarah pemberi hutang.
5.       Apabila memungkinkan justru harus mengurangi standar gaya hidup tanpa harus menderita dan menjual asset untuk mengangsur pinjaman.
6.       Dengan jiwa dan pikiran yang tenang, menjual asset untuk membayar/mengangsur hutang dapat diperoleh harga yang baik.
Tenang dalam berhutang selanjutnya untuk lebih berhati-hati,teliti  dan rasional dalam mengajukan hutang. Hutang tidak harus dihindari hanya perlu dipahami konsekuensi dan tanggungjawab dalam hutang tersebut. 

Selasa, 30 Agustus 2011

Mengasah Kecerdasan Finansial Anak


Jika memperhatikan sekeliling kita akan tampak tipe orang tua,remaja dan anak-anak yang dengan ringannya shopping barang-barang atau jasa yang sebetulnya bukan termasuk barang-barang kebutuhan primer. Tipe yang lain orang tua,remaja dan anak-anak yang senantiasa berhemat, menabung, berinfaq,sedekah dan berhati-hati dalam membeli barang dan jasa disesuaikan dengan kebutuhan.

Kedua tipe diatas merupakan produk dari pendidikan,umumnya pendidikan yang bersifat tidak langsung di dalam lingkungan paling dekat yaitu keluarga dimana orang tua sebagai pendidik bagi anak/ buah hatinya. Pendidikan tidak langsung adalah pendidikan yang secara tidak sengaja diperoleh anak dengan mengamati dan akhirnya meniru para orang tua dalam memperlakukan uang utamanya dalam perilaku berbelanja. Dengan demikian orang tua hendaknya berhati-hati dalam perilaku berbelanja, berinfaq dan menabung untuk memberikan keteladanan pada anak-anak. Atau bisa juga secara sengaja dan aktif mengasah kecerdasan finansial anak dengan pendidikan,pelatihan serta pemahaman tentang kegiatan belanja, berinfaq dan menabung.
Setidaknya dalam mengenalkan anak pada uang untuk mengasah kesadaran dan kecerdasannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Memberikan pengertian antara kebutuhan dan keinginan, Dalam tahap ini anak sesekali perlu diajak berbelanja di pasar atau supermarket dalam memenuhi kebutuhan untuk seluruh anggota keluarga maupun kebutuhan anak. Dengan demikian akan terbentuk pemahaman tentang memilih barang/jasa yang merupakan kebutuhan utama. Perlu juga diajarkan membandingkan harga antar barang/jasa dan menbandingkan kualitas barang/jasa. 

Melatih menabung, Menabung sesuai dengan asal katanya berarti menyimpan uang di dalam tabung atau celengan. Uang yang ditabung bisa merupakan satu kesatuan dengan uang jajan harian/bulanan atau orang tua dapat memberikan anggaran khusus pada anak sejumlah uang untuk dimasukkan celengan. Setelah menginjak usia tertentu perlu dikenalkan cara menabung atau menyimpan uang  di bank.

Melatih kemandirian, Kemandirian yang perlu dilatih pada anak agar terampil mengatur uang antara lain dengan memberikan anggaran didepan dalam jangka waktu tertentu untuk berbelanja dan menabung. Kemandirian lain yang bisa dilatihkan pada anak adalah untuk berbelanja minimal kebutuhannya sendiri di toko, pasar atau supermarket. Melatih anak untuk berangkat dan membuka sendiri rekening tabungan di bank juga perlu untuk membiasakannya menabung setelah menyisihkan uang belanja.

Mengajarkan keterampilan, Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan untuk memberikan nilai tambah diluar kemampuan akademisnya seperti menjahit, mengetik, melukis, olahraga, bermusik, mengarang, memasak dll. Keterampilan tersebut minimal akan menjadi life skill untuk mengurangi ketergantungan anak pada orang lain yang berarti dapat mengurangi pengeluaran uang untuk membayar orang guna menyelesaikan kesulitannya. Apabila dioptimalkan bahkan dimaksimalkan keterampilan tersebut dapat memberikan penghasilan yang bersifat penghasilan tambahan atau penghasilan utama yang menjadi profesi di kemudian hari.  
Kesadaran berbagi, Berbagi dalam hal ini kerelaan untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk kegiatan agama, sosial kemasyarakatan dan fakir miskin. Menyisihkan uang bisa dengan mengurangi uang jajan pada hari-hari tertentu, mengambil sebagian tabungan atau sebagai bentuk latihan orang tua bisa memberikan anggaran khusus pada anak untuk dibelanjakan pada kegiatan agama atau sosial kemasyarakatan.

Dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kesadaran serta kecerdasan keuangan pada anak secara sengaja dan terprogram para orang tua akan terbentuk perilaku konsumsi, belanja, investasi yang positif. Maka akan lahir generasi masa depan yang sadar dan cerdas dalam mencari penghasilan, membelanjakan penghasilan dan menabung.

Rabu, 20 Juli 2011

Cukup Tidak Cukup Harus Bisa Menabung

Menabung  yang artinya menyisihkan harta untuk tujuan hari depan bisa jadi merupakan suatu kebiasaan yang berat. Menabung merupakan sebuah habit atau kebiasaan positif yang bisa dibentuk dengan penyadaran diri  tentang pentingnya hal tersebut. Masyarakat  petani telah memiliki kebiasaan menabung bahan makanan di dalam lumbung baik lumbung pribadi maupun lumbung desa untuk mengantisipasi masa paceklik pendek saat musim tanam berikutnya dan mengantisipasi masa paceklik panjang  jika terjadi kemarau panjang, wabah hama atau gagal panen lainnya. Dengan demikian saat tidak terjadi panen masih ada bahan makanan untuk dikonsumsi.
Bagaimana dengan masyarakat perkotaan atau masyarakat yang tidak bermatapencaharian sebagai petani? Masyarakat yang bukan petani jenis penghasilannya sebagian besar dalam bentuk uang sebagai gaji,upah atau hasil usaha yang diterima dalam periode tertentu baik harian,mingguan maupun bulanan. Masa paceklik pada pekerjaan jenis ini adalah masa menunggu dari masa penghasilan tiap periodenya. Kemampuan menabung untuk memenuhi kebutuhan selama masa gajian ke masa gajian berikutnya dapat menghindarkan diri dari kekurangan kebutuhan konsumsi rutin.
Menabung untuk memenuhi kebutuhan sebelum menunggu masa gajian berikutnya sesungguhnya merupakan menabung yang semu.  Dinamakan menabung semu karena ketahanan atas dana atau harta yang disimpan sangat pendek, karena bisa jadi dana yang disimpan akan habis atau sengaja dihamburkan menjelang tiba masa gajian berikutnya. Namun demikian tidak ada salahnya hal tersebut dilakukan sebagai bentuk latihan menabung, selanjutnya ketahanan dana/harta yang disimpan bisa diperpanjang untuk 2,3,4 kali masa gajian berikutnya.
Dengan memperpanjang ketahanan dana/harta simpanan,akan menjaga diri kita dari berhutang atau meminta-minta pada saat terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi  misalnya gaji terlambat, sakit, kecelakaan dsb. Tabungan dan ketahanan dana/harta yang disimpan dapat dibuat lebih banyak dan lebih lama untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih besar setelah antisipasi terhadap kondisi darurat tercukupi.
Bagaimana jika tidak bisa menabung karena uang yang diperoleh sudah habis untuk kebutuhan hidup. Kembali pada suatu sikap dan niat menabung itu sendiri sejauh mana telah menjadi tekad yang kuat. Sebagian orang bijak menganjurkan untuk menabung didepan yang artinya menyisihkan penghasilan sebelum dibelanjakan atau untuk keperluan lainnya. Sehingga tabungan benar-benar diciptakan secara sadar bukan sebagai penampungan uang sisa pengeluaran. Jika menabung hanya mengandalkan uang sisa pengeluaran bisa mengakibatkan gagal menabung atau nilai dana yang ditabung menjadi sangat kecil. Dengan nilai tabungan yang kecil menyebabkan ketahanan dana yang ditabung menjadi sangat lemah, hanya cukup untuk mengantisipasi kondisi darurat yang kecil-kecil saja bukan tujuan jangka panjang yang besar.
Seandainya tetap dirasakan tidak cukup juga menyisihkan dana yang diperoleh dari gaji atau sumber penghasilan yang ada sekarang, maka harus mengupayakan adanya penghasilan tambahan diluar penghasilan utama. Maka jelas sudah posting atas penghasilan yang diterima. Penghasilan utama untuk memenuhi pengeluaran rutin harian, sedangkan penghasilan tambahan hanya untuk mengisi pos tabungan. Demikianlah solusi menciptakan tabungan berdasarkan niat yang kuat menyisihkan penghasilan utama atau mencari penghasilan tambahan diluar penghasilan utama. 

Selasa, 19 Juli 2011

Makna Menabung Yang Semakin Luas

Menabung secara harfiah berasal dari memasukkan sesuatu yang berharga biasanya uang kedalam tabung. Tabung sebagai sarana menyimpan barang berharga untuk tujuan lain hari. Dalam masyarakat yang berkultur agraris dengan mata pencaharian utama pertanian dan perkebunan terdapat kebiasaan menabung dalam bentuk bahan makanan seperti padi dan palawija di dalam lumbung. Pelajaran menabung oleh orang tua kepada anak juga dengan cara memasukkan uang kedalam tabung bambu pada masyarakat pedesaan atau dalam tabung dengan nama celengan dari bahan tanah liat, plastik dan logam kaleng.
Seiring dengan tumbuhnya industri perbankan dan industri keuangan lainnya, makna menabung menjadi menyimpan uang dengan membuka rekening di bank dalam bentuk tabungan atau deposito. Dalam hal ini menabung tidak lagi memasukkan uang ke dalam tabung atau menyimpan di dalam celengan yang dapat dirasakan fisik keberadaan uang tersebut dengan menggoyangkan celengan untuk menikmati suara uang didalamnya. Sedangkan menyimpan uang di bank atau di lembaga keuangan lain menukar fisik uang dengan catatan diatas kertas buku tabungan atau rekening koran. Menyimpan uang di dalam tabung,celengan atau diluar lembaga keuangan lainnya menjadikan uang tidak bermanfaat bagi orang lain dan uang menjadi tidak memiliki nilai tambah dalam bentuk bagi hasil atau profit investasi.
Menabung dalam arti menyimpan dana atau kekayaan yang dimiliki saat ini untuk tujuan esok dalam jangka pendek maupun jangka panjang telah meluas tidak hanya menyimpan uang di tabung,celengan dan deposito di bank. Berkembangnya industri keuangan oleh bank,asuransi,pegadaian,pasarmodal dan lain-lain menjadikan makna menabung khususnya menyimpan uang dalam jumlah besar dan untuk jangka lebih panjang menjadi lebih luas. Menabung bisa dalam bentuk asuransi, reksadana, saham, obligasi, logam-mulia, properti dan lain-lain. Menabung dalam bentuk asuransi mengandung manfaat perlindungan terhadap kesehatan, kematian, kecelakaan dan ada potensi pertumbuhan dana yang disimpan. Sedangkan menabung dalam bentuk reksadana, saham, obligasi, logam-mulia dan properti akan meningkatkan nilai dana atau kekayaan serta melindungi nilainya dari tekanan inflasi. Apapun jenis produk tabungan yang dipilih semua mengandung nilai positif untuk menyisihkan dana/kekayaan yang dimiliki saat ini untuk tujuan masa depan lebih baik.