Rabu, 07 September 2011

Tenang dan Bijak Dalam Berhutang

Dalam kehidupan manusia berhutang ibarat menjadi bagian kehidupan itu sendiri. Berhutang dalam arti mengikatkan diri  dengan kewajiban  pada orang lain/ lembaga pada jangka waktu tertentu. Dari bermacam-macam hutang piutang  antar manusia atau lembaga yang paling sering terjadi antara lain hutang piutang harta baik dalam bentuk uang maupun barang. Hutang piutang antar personal/ pribadi baiknya dihindari apabila untuk tujuan usaha yang bersifat spekulatif. Untuk tujuan usaha/bisnis lebih baik berhubungan dengan lembaga keuangan yang resmi  untuk menghindarkan dari rusaknya hubungan pertemanan atau persaudaraan.
Ada sebuah kata-kata bijak yang menarik untuk disimak bahwa apabila berhutang kepada teman/saudara untuk usaha yang masih belum pasti tingkat keberhasilannya akan terjadi 2 kerugian yang besar. Kerugian pertama adalah kita bisa kehilangan teman karena hubungan menjadi tidak nyaman jika usaha macet dan hutang tidak kunjung terbayar. Kerugian kedua yang jauh lebih besar ada pada teman kita yaitu dia kehilangan teman dan uangnya sekaligus.
Sedangkan apabila pinjaman atau hutang didapatkan dari bank atau lembaga keuangan lainnya, potensi kehilangan teman bisa diminimalkan karena hubungan bukan dengan personal tetapi dengan lembaga. Lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan lain juga dapat memberikan solusi yang baik jika pinjaman/ hutang macet.
Untuk  mendapatkan solusi yang baik atas hutang diperlukan sebuah ketenangan dalam menghadapinya.  Ketenangan diperlukan saat mengambil hutang,membayar dan saat hutang itu macet.
Tenang saat mengajukan/mengambil hutang.  Ketenangan saat mengajukan/mengambil hutang sangat penting untuk kesuksesan mendapatkan persetujuan. Pengajuan hutang dalam bentuk kartu kredit, pemilikan rumah maupun pinjaman tanpa agunan ditentukan oleh 5C(character, collateral, capital, conditions, capacity). Character dapat dipelajari oleh pemberi pinjaman/hutang berdasarkan ketenangan saat bertatap muka atau wawancara via telephone. Sedangkan 4C lainnya diperiksa secara administrative yang perlu dikuatkan dengan character berdasarkan ketenangan saat wawancara. Dengan ketenangan yang baik calon penerima pinjaman dapat dengan terperinci ,jelas serta meyakinkan untuk dapat diberi hutang/pinjaman. 
Tenang saat membayar hutang. Ketenangan saat membayar hutang lebih ditekankan untuk mencermati secara lebih teliti waktu jatuh tempo dan besaran angsuran tiap periodenya. Adakalanya ketidaktenangan menyebabkan kesalahan waktu dan jumlah pembayaran.
Tenang menghadapi hutang yang belum terbayar. Ketenangan saat belum mampu membayar harus lebih disiapkan untuk menghindari hal-hal yang lebih buruk. Dengan menghadapi situasi macet bayar secara tenang akan dapat dilakukana langkah-langkah antara lain :
1.       Mendekatkan diri kepada  Allah SWT Tuhan YME sebagai satu-satunya tempat memohon perlindungan.
2.       Jaga komunikasi secara  teratur dengan pemberi pinjaman untuk menunjukkan itikad baik.
3.       Tetap bekerja,tidak perlu putus asa dan gunakan penghasilan dengan prioritas untuk mengangsur hutang setelah terpenuhi kebutuhan pokok.
4.       Hindari gaya hidup yang berlebihan agar terhindar dari amarah pemberi hutang.
5.       Apabila memungkinkan justru harus mengurangi standar gaya hidup tanpa harus menderita dan menjual asset untuk mengangsur pinjaman.
6.       Dengan jiwa dan pikiran yang tenang, menjual asset untuk membayar/mengangsur hutang dapat diperoleh harga yang baik.
Tenang dalam berhutang selanjutnya untuk lebih berhati-hati,teliti  dan rasional dalam mengajukan hutang. Hutang tidak harus dihindari hanya perlu dipahami konsekuensi dan tanggungjawab dalam hutang tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar